وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلاَ لَتِهِمْ إِنْ تُسْمِعُ إِلا مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ (الروم :053) 0
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami).
Ayat ini setidaknya mengandung dua pelajaran agung:
1. Jika orang yang kita hadapai itu orang yang sulit menerima ajakan kita, masih buruk amal-perbuatannya, kita harus tetap mempergaulinya dengan penuh kesabaran dan santun. Kita tidak boleh serta-merta marah apalagi memaksanya untuk mengikuti ajakan kita. Sama sekali tidak boleh. Kita tetap hormati dia dengan tulus, jika dia butuh bantuan kita bantu dia semampu kita. Jangan bosan untuk bergaul dengannya.
2. Andaikan dia mau menerima dakwah/ajakan kita, maka itu pun jangan lantas membuat kita bangga apalagi sombong.
Sikap seperti ini harus kita tanam kuat dalam hati, karena kita hanya diwajibkan berdakwah (mengajak) pada kebaikan. Jika dia menolak itu karena pintu hatinya masih tertutup, jika dia menerima itu karena Allah-lah yang telah membukakan mata hatinya. Sehingga kita tidak mudah dihinggapi sikap bangga atau sombong karena berhasil mengajak seseorang, juga sebaliknya tidak mudah sakit hati karena dakwah kita ditolak.
Ayat tsb senada dengan ayat 11 surat Yasin:
إنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيْمٍ
“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia."
*Dewan asaatidz PV
Ayat ini setidaknya mengandung dua pelajaran agung:
1. Jika orang yang kita hadapai itu orang yang sulit menerima ajakan kita, masih buruk amal-perbuatannya, kita harus tetap mempergaulinya dengan penuh kesabaran dan santun. Kita tidak boleh serta-merta marah apalagi memaksanya untuk mengikuti ajakan kita. Sama sekali tidak boleh. Kita tetap hormati dia dengan tulus, jika dia butuh bantuan kita bantu dia semampu kita. Jangan bosan untuk bergaul dengannya.
2. Andaikan dia mau menerima dakwah/ajakan kita, maka itu pun jangan lantas membuat kita bangga apalagi sombong.
Sikap seperti ini harus kita tanam kuat dalam hati, karena kita hanya diwajibkan berdakwah (mengajak) pada kebaikan. Jika dia menolak itu karena pintu hatinya masih tertutup, jika dia menerima itu karena Allah-lah yang telah membukakan mata hatinya. Sehingga kita tidak mudah dihinggapi sikap bangga atau sombong karena berhasil mengajak seseorang, juga sebaliknya tidak mudah sakit hati karena dakwah kita ditolak.
Ayat tsb senada dengan ayat 11 surat Yasin:
إنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيْمٍ
“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia."
*Dewan asaatidz PV