Acara selamatan dan bersama-sama memanjatkan doa agar tidak terjadi kecelakaan di jalan atau simpang yang rawan kecelakaan sudah menjadi hal biasa di beberapa masyarakat Indonesia. Tapi yang tidak biasa jika penggagas acara seperti ini adalah kalangan pemuda. Inilah yang terjadi di RT 02 RW 03 dukuh Tretes Jinggotan Kembang.
Para pemuda lingkungan tersebut prihatin melihat beberapa kali kecelakaan yang kerap terjadi di tikungan sebelah timur gardu RT 02 RW 03. Kecelakaan baru-baru ini yang sangat mengagetkan warga adalah yang terjadi pada 11 September 2012. Korbannya seorang pemuda, Dwi Sulistio warga RT 02 RW 03. Kecelakaan itu membuat Dwi sakit parah dan 13 hari kemudian meninggal dunia.
Kemudian pada 4 Desember 2012 kecelakaan dua sepeda motor jatuh bergantian hanya dalam selang waktu 5 menit. "Kecelakaan ini dikarenakan jalanan licin disebabkan lumpur gedibal yang terbawa oleh truk-truk pengangkut material batu," tutur Ihsan tokoh pemuda RT 02/03,
Keprihatinan itulah yang mendorong para pemuda menggalang iuran untuk mengadakan selamatan di jalanan tsb. "Selamatan kados niki, zaman rumiyin zamane mbah-mbah kulo nate dilaksana'aken. Istilahe rumiyin Barikan. Tujuane nggih kangge nyelameti dalan," kisah Ihsan.
"Makane," lanjut Ihsan, "tradisi niki perlu diuripke malih. Nopo malih akhir-akhir niki sering terjadi kecelakaan."
Menurut Kastono yang memimpin acara tsb, Barikan diambil dari bahasa Arab baro'an atau baro'atan yang berarti "terhindar" atau "terbebas". Jadi acara selametan ini dimaksudkan agar jalanan tersebut terbebas dari kecelakaan.
Dengan iuran yang terkumpul sebesar 184 ribu dan ayam dekem 5 ekor sumbangan warga, acara Barikan akhirnya terlaksana untuk kali pertama (setelah sekian puluh tahun hilang) pada malam Jum'at Wage 20 Desember 2012 20:30. Barikan dilaksanakan tepat di pertigaan gardu RT 02/03 dalam kondisi jalan masih basah karena hujan. Acara ini diharapkan bisa diselenggarakan sebulan sekali sebagaimana dulu telah biasa dilakukan nenek-moyang warga Tretes tsb.
Para pemuda lingkungan tersebut prihatin melihat beberapa kali kecelakaan yang kerap terjadi di tikungan sebelah timur gardu RT 02 RW 03. Kecelakaan baru-baru ini yang sangat mengagetkan warga adalah yang terjadi pada 11 September 2012. Korbannya seorang pemuda, Dwi Sulistio warga RT 02 RW 03. Kecelakaan itu membuat Dwi sakit parah dan 13 hari kemudian meninggal dunia.
Kemudian pada 4 Desember 2012 kecelakaan dua sepeda motor jatuh bergantian hanya dalam selang waktu 5 menit. "Kecelakaan ini dikarenakan jalanan licin disebabkan lumpur gedibal yang terbawa oleh truk-truk pengangkut material batu," tutur Ihsan tokoh pemuda RT 02/03,
Keprihatinan itulah yang mendorong para pemuda menggalang iuran untuk mengadakan selamatan di jalanan tsb. "Selamatan kados niki, zaman rumiyin zamane mbah-mbah kulo nate dilaksana'aken. Istilahe rumiyin Barikan. Tujuane nggih kangge nyelameti dalan," kisah Ihsan.
"Makane," lanjut Ihsan, "tradisi niki perlu diuripke malih. Nopo malih akhir-akhir niki sering terjadi kecelakaan."
Menurut Kastono yang memimpin acara tsb, Barikan diambil dari bahasa Arab baro'an atau baro'atan yang berarti "terhindar" atau "terbebas". Jadi acara selametan ini dimaksudkan agar jalanan tersebut terbebas dari kecelakaan.
Dengan iuran yang terkumpul sebesar 184 ribu dan ayam dekem 5 ekor sumbangan warga, acara Barikan akhirnya terlaksana untuk kali pertama (setelah sekian puluh tahun hilang) pada malam Jum'at Wage 20 Desember 2012 20:30. Barikan dilaksanakan tepat di pertigaan gardu RT 02/03 dalam kondisi jalan masih basah karena hujan. Acara ini diharapkan bisa diselenggarakan sebulan sekali sebagaimana dulu telah biasa dilakukan nenek-moyang warga Tretes tsb.