Si nenek yang satu ini tak mau kalah bekerja keras dengan orang-orang muda. Mbah Marsilah (70 tahun) namanya, tetap bersikeras untuk bekerja keras mandiri kendati anak-anaknya mampu untuk menafkahi hidupnya. Gerakannya nampak trengginas, sehat dan tidak mudah sakit. Kiranya ini adalah keberkahan dari pekerjaan yang dilakoninya yang tergolong langka untuk zaman sekarang, yakni pencari kayu bakar.Si nenek yang gemar sekali nyusur (mengunyah daun sirih, kapur sirih, dan bakau) ini harus menempuh sekitar 4-6 km tiap hari untuk mengumpulkan kayu bakar.
Beliau mengaku aktifitas hariannya berada di hutan. Jika tidak mencari kayu bakar ya mengelola lahan gogo miliknya. Jika fokus mencari kayu bakar saja, dalam sehari dia bisa mengumpulkan 4 ikat. Per ikatnya dijual seharga 5 ribu. "Alah, Mas, nggih teko cekap kangge tumbas susur piyambak," ujar nenek yang gemar sekali menginang ini.
Kayu-kayu bakar yang dikumpulkannya lantas dijual ke warung-warung kuliner terdekat. Sebab kendati sudah ada subsidi gas, masih banyak warung atau rumahan yang lebih memilih kayu bakar.