Rabu 31 Okt 2012, 15:45, Yuliantika bertanya:
Saya mau bertanya, dosakah seorang istri yang berusaha mempertahankan rumah tangganya yg sedang bermasalah agar tetap utuh dan kembali menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warrohmah.
Dosakah sang isteri tersebut yang tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya dengan alasan ingin mengajak suaminya untuk bersama-sama kembali ke Jalan Allah SWT, tetapi suaminya belum juga sadar akan perbuatannya yg hampir penuh dengan dosa tersebut?
Kemudian, jika sekarang ini sang suami sedang terjerumus ke dalam dosa, apakah sang isteri juga ikut berdosa atas perilaku suaminya, walaupun sang isteri sudah memberitahu dan mengingatkan tentang perilakunya yang salah?
Demikian pertanyaan saya, mohon beri saya penjelasan, sebelumnya saya ucapkan terima kasih, syukron..
Yuliantika
Jum’at 9 Nop 2012, 17:36, PV menjawab:
Upaya anda mempertahankan rumah tangga tsb tentu hal yg sangat terpuji. Baik sekali. Dan anda tidak ikut berdosa gara-gara dosa suami anda. Apalagi anda telah mengingatkan.
Saya ikut mendoakan agar rumah tangga anda tetap utuh. Da anda tetap tegar dalam mendampingi suami anda, bgmnpun keadaannya.
Arif Hidayat (Dewan Asaatidz PV)
Sabtu 10 Nop 2012, 10:13, Yuliantika bertanya lagi:
Alhamdulillaah, syukron.. Terimakasih atas penjelasannya. Saya mau bertanya tentang hubungan silaturahim.. Ini berhubungan dengan pertanyaan saya sebelumnya, karena rumah tangga saya dan suami saya masih dalam keadaan bermasalah, maka hubungan saya dengan keluarga suami pun hampit kehilangan kontak, padahal rumah kami tidak terlalu berjauhan, hanya berselisih kurang lebih 1 jam perjalanan, dengan kendaraan umum.
Dulu saya selalu berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan mereka, walau pun sambutan dari mereka kurang begitu hangat, bisa dikatakan kurang mengenakkan hati saya, berkali-kali saya terus mencoba agar hubungan silaturahmi kami tetap terjalin, meskipun respon mereka kurang baik,
Tetapi sekarang, saya mencoba untuk beberapa waktu ini saya tidak menghubungi salah satu pun dari mereka, karena tiap kali saya berusaha menghubungi mereka kerap kali saya mendapatkan jawaban yg kurang mengenakkan hati, bahkan kadang-kadang merespon pun tidak, dan sampai sekarang tidak satu orang pun dari mereka yang mau menghubungi saya sekedar untuk menanyakan kabar, jangan kan menanyakan kabar tentang saya, menanyakan kabar anak kami yang secara langsung ada bubungan darah langsung dg mereka pun tidak, dalam hati saya terus bertanya-tanya, dosakah saya dengan tidak menguhungi mereka (secara tidak langsing hubungan silaturahim terputus) karena saya tidak mau sakit hati yang ujung-ujungnya bisa saja saya berdosa karena rasa sakit hati saya.
Mohon maaf sekali lagi karena saya bertanya seperti ini, bukan maksud saya untuk membuka aib rumah tangga kami, tetapi karena saya memang butuh penjelasan tentang hal - hal tersebut.. Terimakasih.
Yuliantika
Sabtu 17 Nop 2012, 18:17, PV menjawab:
Sikap-sikap anda spt itu memang wajar dan manusiawi. Karena anda sering direspon tdk baik maka lantas anda bersikap pasif tanpa membalas dendam. Dalam kondisi seperti ini memang sudah cukup baik.
Tapi andaikan anda mau belajar untuk meningkatkan kapasitas pribadi anda, dengan tetap aktif menjalin silaturrahmi kendati anda senantiasa mendapat respon kurang baik, maka ini jauh lebih hebat. Memang ini berat, tapi jika mau melatih diri dengan memperbanyak renungan maka itu bukan mustahil.
Hal ini bisa dimulai, misalnya, dengan memasukkan dalam pikiran bahwa anda sedang mendapat tugas (dari Yang Maha Kuasa) untuk menghadapi orang-orang yang masih bersikap tidak baik. Dan jangan lupa memohon agar diberi kekuatan lahir-batin mengemban tugas tsb. Tugas itu adalah untuk tetap menghormati, menyayangi, dan menghargai mereka, tanpa mengharap balasan penghormatan dan penghargaan mereka.
Ingatlah, jika kita mencintai orang yg mencintai kita, atau menghormati orang yang menghormati kita, ini hal yang biasa saja. Kebanyakan orang mampu spt itu. Tapi andai kita mampu mencintai orang yang tidak mencintai kita, menghormati dan menyayangi orang yang tidak menghormati serta tidak menyayangi kita, maka ini luar biasa! Hebat!
Kita hendaknya memaklumi bahwa orang yang masih selalu bersikap buruk sebenarnya adalah orang yg butuh pertolongan, baik itu berupa doa, kasih sayang dan perhatian. Semakin jelek perilaku seseorang maka semakin banyak dia butuh bantuan, kasih sayang, perhatian, serta doa.
Demikian saya kira. Dan saya tetap mendoakan agar anda tetap tabah menghadapi segalanya, serta jangan sampai bosan untuk mendoakan yg terbaik bagi mereka.***
Arif Hidayat (Dewan Asaatidz PV)
Saya mau bertanya, dosakah seorang istri yang berusaha mempertahankan rumah tangganya yg sedang bermasalah agar tetap utuh dan kembali menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warrohmah.
Dosakah sang isteri tersebut yang tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya dengan alasan ingin mengajak suaminya untuk bersama-sama kembali ke Jalan Allah SWT, tetapi suaminya belum juga sadar akan perbuatannya yg hampir penuh dengan dosa tersebut?
Kemudian, jika sekarang ini sang suami sedang terjerumus ke dalam dosa, apakah sang isteri juga ikut berdosa atas perilaku suaminya, walaupun sang isteri sudah memberitahu dan mengingatkan tentang perilakunya yang salah?
Demikian pertanyaan saya, mohon beri saya penjelasan, sebelumnya saya ucapkan terima kasih, syukron..
Yuliantika
Jum’at 9 Nop 2012, 17:36, PV menjawab:
Upaya anda mempertahankan rumah tangga tsb tentu hal yg sangat terpuji. Baik sekali. Dan anda tidak ikut berdosa gara-gara dosa suami anda. Apalagi anda telah mengingatkan.
Saya ikut mendoakan agar rumah tangga anda tetap utuh. Da anda tetap tegar dalam mendampingi suami anda, bgmnpun keadaannya.
Arif Hidayat (Dewan Asaatidz PV)
Sabtu 10 Nop 2012, 10:13, Yuliantika bertanya lagi:
Alhamdulillaah, syukron.. Terimakasih atas penjelasannya. Saya mau bertanya tentang hubungan silaturahim.. Ini berhubungan dengan pertanyaan saya sebelumnya, karena rumah tangga saya dan suami saya masih dalam keadaan bermasalah, maka hubungan saya dengan keluarga suami pun hampit kehilangan kontak, padahal rumah kami tidak terlalu berjauhan, hanya berselisih kurang lebih 1 jam perjalanan, dengan kendaraan umum.
Dulu saya selalu berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan mereka, walau pun sambutan dari mereka kurang begitu hangat, bisa dikatakan kurang mengenakkan hati saya, berkali-kali saya terus mencoba agar hubungan silaturahmi kami tetap terjalin, meskipun respon mereka kurang baik,
Tetapi sekarang, saya mencoba untuk beberapa waktu ini saya tidak menghubungi salah satu pun dari mereka, karena tiap kali saya berusaha menghubungi mereka kerap kali saya mendapatkan jawaban yg kurang mengenakkan hati, bahkan kadang-kadang merespon pun tidak, dan sampai sekarang tidak satu orang pun dari mereka yang mau menghubungi saya sekedar untuk menanyakan kabar, jangan kan menanyakan kabar tentang saya, menanyakan kabar anak kami yang secara langsung ada bubungan darah langsung dg mereka pun tidak, dalam hati saya terus bertanya-tanya, dosakah saya dengan tidak menguhungi mereka (secara tidak langsing hubungan silaturahim terputus) karena saya tidak mau sakit hati yang ujung-ujungnya bisa saja saya berdosa karena rasa sakit hati saya.
Mohon maaf sekali lagi karena saya bertanya seperti ini, bukan maksud saya untuk membuka aib rumah tangga kami, tetapi karena saya memang butuh penjelasan tentang hal - hal tersebut.. Terimakasih.
Yuliantika
Sabtu 17 Nop 2012, 18:17, PV menjawab:
Sikap-sikap anda spt itu memang wajar dan manusiawi. Karena anda sering direspon tdk baik maka lantas anda bersikap pasif tanpa membalas dendam. Dalam kondisi seperti ini memang sudah cukup baik.
Tapi andaikan anda mau belajar untuk meningkatkan kapasitas pribadi anda, dengan tetap aktif menjalin silaturrahmi kendati anda senantiasa mendapat respon kurang baik, maka ini jauh lebih hebat. Memang ini berat, tapi jika mau melatih diri dengan memperbanyak renungan maka itu bukan mustahil.
Hal ini bisa dimulai, misalnya, dengan memasukkan dalam pikiran bahwa anda sedang mendapat tugas (dari Yang Maha Kuasa) untuk menghadapi orang-orang yang masih bersikap tidak baik. Dan jangan lupa memohon agar diberi kekuatan lahir-batin mengemban tugas tsb. Tugas itu adalah untuk tetap menghormati, menyayangi, dan menghargai mereka, tanpa mengharap balasan penghormatan dan penghargaan mereka.
Ingatlah, jika kita mencintai orang yg mencintai kita, atau menghormati orang yang menghormati kita, ini hal yang biasa saja. Kebanyakan orang mampu spt itu. Tapi andai kita mampu mencintai orang yang tidak mencintai kita, menghormati dan menyayangi orang yang tidak menghormati serta tidak menyayangi kita, maka ini luar biasa! Hebat!
Kita hendaknya memaklumi bahwa orang yang masih selalu bersikap buruk sebenarnya adalah orang yg butuh pertolongan, baik itu berupa doa, kasih sayang dan perhatian. Semakin jelek perilaku seseorang maka semakin banyak dia butuh bantuan, kasih sayang, perhatian, serta doa.
Demikian saya kira. Dan saya tetap mendoakan agar anda tetap tabah menghadapi segalanya, serta jangan sampai bosan untuk mendoakan yg terbaik bagi mereka.***
Arif Hidayat (Dewan Asaatidz PV)