Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Surat Buat Sahabat # 1, Liputan Sarasehan Kepemudaan Desa Jinggotan 3 Juli 2011

Surat Buat Sahabat # 1, Liputan Sarasehan Kepemudaan Desa Jinggotan 3 Juli 2011



Sahabatku... sayang sekali, kamu tidak hadir malam itu. Seru acaranya. 50 kursi yg kami sediakan penuh terisi.. bahkan kurang. Dari 50 surat undangan yang disebar, setidaknya 70 persen hadir. Sisanya adalah teman-teman yang datang dengan undangan "mulut ke mulut" atau via facebook. Para aktifis dan eksponen dari dukuh Segawe, Tretes, Jinggotan, semuanya terwakili. Hanya dukuh Segembul yang tidak hadir. Bisa dimaklumi karena ada warga Segembul yang malam itu sedang punya gawe. Bapak Petinggi juga hadir dan berkenan memberi sambutan.


Mungkin di antara kawan-kawan yang senang dan bahagia dengan adanya acara sarasehan seperti itu, saya merasa paling bahagia. Pertemuan langka seperti tadi malam, antara eksponen kepemudaan tempo dulu, tokoh masyarakat, dan aktifis pemuda masa kini menjadi semacam obat penawar rindu akan adanya kekompakan, persatuan, dan kerukunan dalam beraktifitas. Ingin sekali suatu saat nanti mengulang kembali. Seperti seorang kawan dari Tretes (Nurul) mengusulkan hal yang sama. Apalagi suasana yang terbangun benar-benar kondusif, aura kebahagiaan dan semangat progresif. Semua terikat dalam satu kalimat "semangat membangun dan memajukan desa tercinta Jinggotan." Ini luar biasa bagi saya!

Semua ide dan harapan bermunculan dan bagus-bagus, yang bisa saya sarikan dalam 3 poin berikut: Pertama, semuanya menyatakan salut dengan kehadiran buletin Sekar Kampung (SK). Baik dari kalangan pemuda, para eksponen, dan tokoh masyarakat. Semua berharap agar SK bisa menjembatani "jarak" antar dukuh di desa Jinggotan terutama agar bisa menyuarakan aktifitas warga yang di masing-masing dukuh.

Kedua, menguatnya semangat sinergisme atau kerjasama antar organisasi atau komunitas kepemudaan. Menumbuhkembangkan semangat sinergisme inilah yang memang kami usung sebagai tema sentral acara sarasehan itu. Tapi sungguh bahagia saya karena pandangan yang relatif baru dan rada unik bagi kebanyakan orang ini bisa diterima oleh peserta.
"Perlu saya tegaskan bahwa SK ini bukan underbow Sekar Gandrung, tapi independen. Namun begitu kami sangat bahagia sekali dengan kehadiran SK ini. Kehadirannya kami rasakan seperti jatuhnya setetes air hujan di tengah kemarau panjang", ungkap Didin pendiri dan ketua Sekar Gandrung.

Keterangan Didin itu cukup mencengangkan hadirin, karena banyak yang menduga bahwa SK adalah bagian dari Sekar Gandrung. Justru lebih lanjut Didin menjelaskan, "Walaupun SK itu independen, kami tidak lantas merasa tersaingi atau merasakan adanya perpecahan. Setiap ide, gagasan, atau cita-cita, yang pada akhirnya menguat dalam sebuah komunitas baru, maka kami merasa wajib mendukungnya. Sebab kami yakin setiap komunitas itu memiliku cita-cita mulia. Baik itu dalam satu payung organisasi atau di luar. Inilah hakikat sinergisme yang harus kita kembangkan terus. Tidak hanya dengan SK, tapi juga dengan organisasi-organisasi atau komunitas lainnya, khususnya yang ada di Desa Jinggotan ini."

Ketiga, semua peserta sepakat bahwa semangat sinergisme atau kerjasama ini harus terus dikembangkan. Oleh karenanya untuk mengembangkan dan memperkuat cita-cita tersebut diperlukan adanya penyelenggaraan sebuah even yang diselenggarakan secara bersama oleh berbagai komponen kepemudaan di desa Jenggotan. Ada beberapa usulan: 1. Penyelenggaraan Salat 'Ied bersama se desa Jinggotan di lapangan (usul ini mula-mula dari Saiful wakil dari IRMAS Kembang). 2. Pawai takbir keliling serentak se desa Jinggotan. Pawai tersebut dengan jalan kaki dan bawa oncor. Usulan ini banyak yang mendukung. Mula-mula usul ini dari Pak Nur Yadi (Kembang Wetan, yg malam itu menjadi moderator), diperkuat oleh Pak Suharmanu (Wetanan), Pak Muslihan (Segawe), Didin (Kembang Kulon), Saifur Roziqin (Segawe), dll. 3. Penyelenggaraan Festifal Ramadhan di pertigaan pasar Kembang. Ini dari Pak Ahmadi (Kembang Kulon).
4. Saifur Raziqin (Segawe), penyelenggaraan halal bi halal untuk warga se Jinggotan dengan mengadakan pengajian dan pentas kethoprak Cowboy Sekar Gandrung.

Setelah didiskusikan panjang lebar di antara 4 usulan itu yang paling mendapat banyak dukungan adalah pawai takbir keliling dan halal bi halal. Penyelenggaraan salat 'Ied bersama dirasa masih sulit sekali, karena harus rembukan dengan tokoh-tokoh agama, belum lagi pasti ada juga warga yang menolak. Sementara Festifal Ramadhan nanti menunggu perkembangan rembukan selanjutnya oleh panitia pelaksana.

Yang tak kalah menarik, kepanitiaan tersebut akan didukung penuh oleh pemerintah desa. Lebih detilnya, SK diminta memediasi rembukan-rembukan kepanitiaan tersebut yang sebenarnya adalah bentuk kerjasama yang apik antara semua komponen organisasi dan komunitas kepemudaan se-Jinggotan dan pemerintah desa.

***

Sahabatku... Itulah cerita dari Sarasehan kepemudaan itu, yang telah menjadi saksi bermunculannya berbagai gagasan dan pemikiran. Dan semua pada satu kesimpulan, bahwa komunitas-komunitas organisasi-organisasi yang ada di desa Jinggotan ini harus saling bekerjasama dan bersinergi agar berbagai kemajuan bisa terjadi. Ya.. sinergi dan kerjasama itulah kata kuncinya.

Coba kita renungkan, adakah yang lebih indah dari sinergi, bekerjasama, dan gotong-royong? Sebab ketika orang mulai berfikir serba memiliki dan menguasai, maka tunggulah kehancurannya. Dan jika mulai berfikir membantu, bekerjasama, dan bersinergi, maka sebenarnya dia sedang mengukir dan merintis kemulyaannya. Yaa.. bersinergi.. kemampuan bersinergi dengan alam adalah ketrampilan sosial tertinggi yang harus dimiliki oleh sekalian umat manusia. Tidakkah demikian sahabatku..? AH



Back To Top