Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

1 Menit 3 Ekor

1 Menit 3 Ekor


Baru kali ini aku melihat orang mancing di sungai Kembang cepat sekali dapat. Bahkan sesekali bisa mencapai 3 ekor dalam 1 menit. Aku benar-benar heran, dan menikmati sekali pemandangan itu. Sebab biasanya, walaupun tak sering, saat sesekali ikut mancing (walau sekedar jadi penonton), aku menjadi ikut bosan ketika teman yang mancing tidak kunjung dapat. Apalagi kalau teman tsb sudah mulai bosan. Pindah sana pindah sini. Setelah lama gak dapat pindah lagi. Paling-paling 5, 10, atau tinggi-tingginya 15 ekor itu sudah sangat menyenangkan.

Namun sore itu rasanya beda. Menyaksikan si Ilung mancing. Setiap kali umpan diceburkan ke sungai, pasti segera ditarik wader-wader yang kelaparan... Lalu... "tarik..tarik..tarik.. iyyyyaaaaa.. ", begitu sorakku setiap kali Ilung menarik walesannya dan nampak ikan wader kopat-kapit di ujung mata kailnya.


Sore itu (Selasa Legi 18 Desember 2012 17:25) secara kebetulan saja memang aku menyaksikan Ilung mancing di sungainya Pak Kardi RT 02 RW 02 Kembang (di atas sungai Tambak Kembang). Kebetulan sore itu Ilung mancing sendirian. "Biasane kathah, Mas, lare-lare mancing ten mriki. Wingi sonten wonten sekitar gangsal. Lare-lare saking wetanan," ujar Ilung.

Kondisi air sungai sore itu tidak jernih tapi juga tidak keruh benar. Setengah jernih setengah keruh. Dalam kondisi seperti ini, menurutnya, yang paling tepat adalah menggunakan umpan (bangi) wulung. Hanya saja untuk memasang umpan itu agak sedikit repot saking kecilnya wulung-wulung itu. "Malah, saget ugi sing dangu niku masange bangi wulung, dibanding angsale wader," jelasnya.

Kira-kira baru 30 menit Ilung dapat
lebihdari 20 ekor.
Pada musim hujan seperti ini, hampir tiap malam wulung-wulung itu (seperti laron) bermunculan dari dalam bumi, terbang mengitari cahaya-cahaya lampu. Saat banyak wulung seperti itu, tidak hanya anak-anak yang punya hobi mancing yang senang tapi juga cicak, tokek, ayam, dan itik yang sesekali sampai malam masih berkeliaran di sekitar rumah. Ilung pun biasanya tak lupa mengumpulkan wulung-wulung itu untuk persediaan mancing esok harinya.


Acara mancing sore itu harus segera diakhiri karena Maghrib segera menjelang. Dalam hati, seiring dengan kegiranganku melihat girangnya Ilung memancing, aku berharap agar kelestarian alam sungai terus terjaga dan semakin baik lestari. (Arif)



Back To Top