Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Infrastruktur Kita Bahkan Tak Siap Menghadapi Hujan Deras Selama 30 Menit

Infrastruktur Kita Bahkan Tak Siap Menghadapi Hujan Deras Selama 30 Menit

Jalur dam sononan sebelan utara
lapangan Kembang.
Walaupun di daerah tropis yang tiap tahunnya mengalami musim hujan, kita belum mampu membuat infrastruktur (prasarana) umum yang benar-benar siap menghadapi hujan deras. Bahkan walaupun hanya sekitar 30 menit.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, Kamis Pon 20 Desember 2012 17:07 turun hujan deras hanya sekitar 30 menit. Jalan menuju lapangan Kembang berubah nyaris seperti sungai. Sepanjang jalan sejak pertigaan pasar sampai pertigaan lapangan Kembang yang nampak hanya air wah-wahan mengalir. Sama sekali tidak nampak aspalnya. Air wah-wahan datang dari jalan Segembul, selokan-selokan di sebelah utara jalan yang kedalamannya hanya sekitar 30 cm tak mampu menampung air hingga meluap ke jalan. Masih ditambah lagi yang datang dari jalur dam dari tengah sononan utara lapangan, arusnya mengalir memenuhi jalan belakang kecamatan. Hanya sebagian kecil yang masuk ke selokan.
Belakang kecamatan.
Air membesar karena kiriman dari
jalur dam.

Belakang Kecamatan.

Utara lapangan Kembang.

Selokan yang dangkal membuat air
wah-wahan meluap.
Utara lapangan Kembang.

Jalan belakang kecamatan.
Jalan belakang kecamatan.














Sepuluh hari sebelumnya pun demikian. Saat terjadi hujan deras pada Senin Pon 10 Desember 2012 sekitar waktu Ashar. Sebuah tembok penahan tebing di RT 01 RW 02 Kembang Kulon, tergeser dari posisi awal yang agak miring, karena terdesak oleh air wah-wahan yang meluap ke jalanan. Untung saja tembok itu tidak sampai ambruk ke timur.
Hati-hati dan waspada bagi warga
yang hendak ke sungai melewati
tangga di sebelahnya.


Menganga sekitar 30 cm karena ter-
desak air yang meluap ke jalan.

Hujan deras Senin sore itu yang hanya berlangsung sekitar 30 menit ternyata juga telah memakan korban. Dua orang ibu warga RT 2 RW 07 Kancilan. Kasipah (60-an tahun) dan Sunipah (55-an th) meninggal karena terseret arus air wah-wahan di hutan sebelah timur kampung Depok Kancilan.

Peristiwa naas itu terjadi ketika dua orang ibu itu (bersama dua ibu lainnya) hendak pulang dari ulur jagung di sebuah lahan gogo temannya. Sekitar jam 3 sore. Saat mereka melintasi wot kayu kecil di atas kalen yang menjadi jalur air wah-wahan di hutan itu, terpeleset dan terjatuh. Seketika itu juga terseret arus air yang sedang melintas.

Mengetahui kejadian ini, dua orang ibu yang sudah melintas sebelumnya segera minta tolong ke warga kampung Depok terdekat. Mak Sunipah ditemukan warga setelah terseret sekitar 300 meter dalam keadaan tak tertolong lagi. Sementara Mak Kasipah, lebih jauh lagi, terseret sekitar 1 km, dan melintasi 6 les, sehingga badannya mengalami banyak luka mengenaskan.



Back To Top